Asam jawa yang selama ini dikenal sebagai bumbu dapur,
ternyata memiliki bahyak manfaat untuk pengobatan. Nyeri dan bau anyir di waktu
haid, radang tenggorokan atau difteri, batuk kering, bisul, darah rendah,
sariawan, keputihan, serta campak adalah beberapa penyakit yang bisa diatasi
oleh asam jawa.
Pohon asam berasal dari Afrika, biasa ditanam sebagai pohon
perindang, bisa mencapai ketinggian 25 meter. Daunnya bersirip sama rata dan
bunganya kekuning-kuningan. Buahnya berbentuk batang dan berbiji dengan panjang
3,5-20 cm dan tebal 2,5 cm. Kulit cangkang luar lunak berwarna cokelat dan
daging buah rasanya asam.
Daging buahnya berwarna putih kehijauan dan sesudah tua
menjadi cokelat. Daging buah biasa dipakai untuk mengasamkan makanan, dibuat
sirup, atau membersihkan barang-barang logam yang warnanya berubah menjadi
kehitaman. Daging buah yang sudah tua kadang-kadang diolah (ditanak) agar tahan
lama.
Karena warnanya menjadi kehitam-hitaman, biasa disebut asam
kawak. Daging buahnya mengandung bermacam-macam asam, seperti tatrat, malat,
sitrat, suksinat, asetat. Asam berkhasiat untuk memudahkan buang air besar dan
melancarkan peredaran darah. Daunnya yang mengandung flavonoid bersifat
antiradang dan menghilangkan rasa sakit.
Bisa Menjadi Pencahar Menurut Ir. Wahyu Soeprapto, ahli
tanaman obat dari Malang, Jawa Timur, daun pohon asam jawa diyakini bisa
menurunkan panas dalam dan juga menambah nafsu makan. Selain itu, karena
mengandung asam tatrat, asam jawa diyakini bisa sebagai pencahar bagi mereka
yang mengalami sulit buang air.
“Karena sifatnya menjadi gel dengan menyerap cairan, asam
jawa juga bisa dipakai untuk menghancurkan lemak,” kata Soeprapto.
Wahyu juga menambahkan, asam jawa bisa dibuat sebagai
minuman hangat. Menurutnya, sebagai variasi, asam jawa juga bisa dipadukan
dengan obat tradisional lainnya seperti temulawak, pace, atau yang lain. “Yang
penting, lihat kebutuhan dan takarannya,” katanya lagi.
Daging buah asam biasanya dibuat agar-agar, sirup, atau
manisan. Inti kayu berat dibuat menjadi kayu halus dan dijadikan bahan pahatan.
Bijinya dibakar atau digoreng, sehingga dapat dimakan. Buahnya termasuk dalam
daftar obat tradisional yang sudah dilegalkan.
Ramuan Asam Jawa 1. Bisul Asam kawak (daging buah asam
matang yang sudah diolah dan warnanya hitam bukan cokelat) sebanyak lima gram,
daun bayam duri dan daun kangkung masing-masing 10 gram, sedikit garam.
Daun bayam dan kangkung ditumbuk halus, dicampur dengan asam
dan diberi sedikit garam dapur. Tempelkan pada bisul sampai seluruh
permukaannya tertutup semua. Bila sudah kering, ganti lagi dengan yang baru.
Dengan cara ini, dalam waktu singkat bisul akan matang dan pecah.
2. Sariawan Satu cangkir daun asam muda dicuci bersih,
sepotong kunyit lima cm diiris tipis. Rebus dengan empat gelas air sampai
tinggal setengahnya. Supaya rasanya agak enak, tambahkan gula aren saat
merebus. Saring. Minum setiap pagi dan sore. Ulangi selama beberapa hari.
3. Nyeri Haid a. Satu genggam daun asam muda dicampur dengan
dua jari kunyit dan setengah gelas air masak, lalu ditumbuk halus. Tumbukan
ditambah air secukupnya kemudian disaring dan diminum. b. Asam kawak setengah
ibu jari, temulawak 10 potong, gula aren secukupnya. Rebus ketiga bahan tadi
dengan air satu gelas, biarkan hingga menjadi setengahnya. Minum setiap pagi,
lakukan berturut-turut selama seminggu menjelang datang bulan.
4. Pencegah kolesterol tinggi Ambil 150-200 gram daun asam
jawa, tumbuk halus. Beri segelas (220 ml) air matang panas. Lalu saring dan
minum sampai habis. Lakukan sehari tiga kali.
5. Menurunkan demam
bayi Asam kawak dan kunyit
masing-masing satu ibu jari, daun melati muda lima lembar, daun bawang dua
tangkai. Setelah dicuci, tumbuk semua bahan tersebut hingga halus. Tempelkan di
ubun-ubun bayi.
6. Demam setelah nifas Asam kawak satu jari, gula aren
secukupnya. Asam dan gula aren diseduh dengan air panas dalam gelas. Setelah
agak hangat minum. Minum dua kali masing-masing satu gelas sampai beberapa
hari. 7. Ambeien Asam kawak satu gram,
daun keji beling dan meniran masing-masing enam gram, temulawak tiga gram.
Setelah dibersihkan, rebus dengan seliter air, biarkan hingga menjadi
setengahnya. Setelah dingin, minum tiga kali sehari.
8. Darah rendah Asam kawak lima gram, bayam 250 gram, gula
aren 10 gram, bawang merah 50 gram, cabai 15 gram, garam dapur tujuh gram.
Bayam direbus, jangan terlalu masak. Semua bahan lainnya ditumbuk jadi satu
menjadi sambal. Nasi beras merah, bayam, dan sambal digunakan sebagai santapan
makan siang. Lakukan setiap hari sebagai lauk pauk.
9. Difteri Asam
jawa, lobak, bawang merah, kencur masing-masing lima gram, daun pepaya 10 gram.
Selain asam, semua bahan ditumbuk diberi air kemudian diperas airnya. Tambahkan
asam. Seduh dengan air panas. Aduk hingga merata. Selagi masih hangat, gunakan
untuk kumur. Lakukan tiga kali sehari.
10. Disentri Asam kawak lima gram, kunyit dan temulawak
masing-masing 10 gram, madu murni satu sendok makan. Asam kawak, kunyit, dan
temulawak ditumbuk jadi satu, beri air panas satu cangkir, peras, lalu saring.
Tuangkan madu ke dalam perasan tersebut, aduk rata. Diminum sekaligus pada pagi
hari.
11. Eksim Asam jawa segenggam, umbi temu lawak satu buah,
gula aren satu potong. Umbi temulawak ditumbuk, campur dengan asam dan gula.
Rebus dengan dua gelas air hingga tersisa setengahnya. Minum sekali sehari.
Lakukan dua hari sekali.
Sumber : Kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar